Nama : Albertus Dwi Septianto
NPM : 50415451
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Musik merupakan hal yang tidak asing
di telinga masyarakat dunia. Ternyata, meskipun masyarakat menganggap bahwa
musik itu sangat sederhana asalkan bisa dinikmati, musik memendam banyak
misteri yang nyaris tak terpecahkan. Banyak jenis musik dan komposisi yang
beredar di kalangan masyarakat.
Masyarakat Indonesia, khususnya pelajar cenderung gemar
mendengarkan musik yang nyaring dan memilki tempo cepat. Kebanyakan dari mereka
juga mendengarkan musik-musik dan lagu beraliran heavy rock yang penuh dentuman
dan suara yang memekakkan telinga.
Masyarakat awam lebih minat mendengarkan musik-musik dengan
komposisi yang sederhana seperti musik pop apalagi jika liriknya mudah dihafal
dan enak di telinga. Mereka tidak terlalu memikirkan dampak apa saja yang bisa
diperoleh dengan genre yang demikian. Sedangkan musik yang sukar untuk
dinikmati karena sentuhan seninya lebih murni hanya kerap dinikmati oleh
masyarakat elit atau mungkin yang berjiwa seni tinggi saja.
Musik merupakan suatu
kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena musik dapat menjadikan orang merasa
senang, gembira dan nyaman. Musik bisa menjadi efektif di bidang akademis
dengan membantu pembentukan pola belajar, mengatasi kebosanan dan menangkal
kebisingan eksternal yang mengganggu. Membuat musik secara aktif berpengaruh
pada perkembangan mental dan fisiologis otak. Kegiatan ini membantu pembentukan
jalur-jalur saraf yang berhubungan dalam otak dan dengan cara mendorong
terbentuknya hubungan antarsel otak. Hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan
mental dan fisik seseorang. Musik juga dapat membantu kita merasa bertenaga,
percaya diri, mengurangi kesedihan, menghapus kemarahan, melepaskan stres serta
mengurangi rasa takut dan cemas.
Musik harus
dikenalkan sedini mungkin pada anak bahkan sejak dalam kandungan anak sudah
dirangsang dengan jenis musik yang dapat mengembangkan kecerdasan anak yaitu
jenis musik klasik. Memperdengarkan musik atau suara lain yang menyenangkan
bagi bayi yang masih dalam kandungan ternyata bisa menstimulasi sistem
pendengaran mereka dan berpengaruh positif pada respons mereka terhadap musik
dan suara-suara lain setelah mereka lahir. Bayi-bayi ketika di dalam kandungan
mendengarkan musik yang rileks dan menenangkan ternyata tumbuh dan bertambah
berat badannya dengan mudah serta lebih damai dengan diri mereka sendiri dan
lingkungan sekitarnya, begitu mereka hadir di “dunia nyata”. Lingkungan
terutama orang tua berperan penting untuk menumbuh kembangkan kecerdasan yaitu
salah satu diantaranya lewat musik. Seorang anak yang sejak kecil terbiasa
mendengarkan musik akan lebih berkembang kecerdasannya dibandingkan dengan anak
yang jarang mendengarkan musik. Musik yang didengar berupa irama dan nada-nada
yang teratur dari perpaduan seimbang antara beat, ritme dan harmoni.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Musik
2.1.1 Pengertian Musik
Definisi music sangat
beragam. Musik adalah bagian dari kehidupan dan perkembangan jiwa manusia.
Sejak anak dilahirkan, dia telah memiliki aspek tertentu dari musik yang
menjadi bagian pengalaman
alami dari kehidupannya. Saat mulai belajar tentang musik sama dengan
saat mulai belajar apa saja. Musik adalah wadah segala jenis pendidikan
kanak-kanak. Hal itu muncul secara alami menjadi kebutuhan kanak-kanak. Menurut
Allegory of musik karya Lorenzo Lippi,
musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda
berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati
tentang musik juga bermacam-macam. Menurut Aristoteles. musik yaitu mempunyai
kemampuan mendamaikan hati yang gundah, jiwa patriotisme. Mendengarkan musik
dapat membantu mengurangi sedikit beban pikiran melalui bernyanyi dapat
mencurahkan perasaan yang ada dalam hati. Misalnya di saat sedih mendengarkan
lirik musik yang sedih maka perasaan akan lega bahkan sampai menangis.
2.1.2 Unsur-unsur Musik
Musik adalah bagian
dari kehidupan dan perkembangan jiwa manusia. Sejak lahir anak telah memiliki
beberapa unsur musik seperti suara dan melodi.
Beberapa unsur musik
diantaranya :
a. Suara
Dalam musik gelombang
suara biasanya dibahas tidak dalam panjang gelombangnya maupun periodenya,
melainkan dalam frekuensinya. Aspek-aspek dasar suara dalam musik dijelaskan
dalam tala (tinggi nada), durasi (beberapa lama suara ada), intensitas dan
timbre (warna bunyi).
b. Nada
Suara dapat
dibagi-bagi ke dalam nada yang miliki tinggi nada tertentu menurut frekuensinya
ataupun menurut jarak relatif tinggi nada tersebut terhadap tinggi nada
patokan. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda-beda, tangga nada
yang paling lazim adalah tangga nada mayor, tangga nada minor dan tangga nada pentatonik.
c. Ritme / Irama
Ritme adalah
pengaturan bunyi dalam waktu. Birama merupakan pembagian kelompok ketukan dalam
waktu. Tanda birama menunjukkan jumlah ketukan dalam birama dan not mana yang
dihitung dan dianggap sebagai satu ketukan.
d. Melodi
Melodi adalah
serangkaian nada dalam waktu. Rangkaian tersebut dapat dibunyikan sendiri yaitu
tanpa iringan atau dapat merupakan bagian dari rangkaian akord dalam waktu.
e. Harmoni
Harmoni secara umum
dapat dikatakan sebagai kejadian dua atau lebih nada dengan tinggi berbeda
dibunyikan bersamaan, walaupun harmoni juga dapat terjadi bila nada-nada
tersebut dibunyikan berurutan. Harmoni yang terdiri dari tiga atau lebih nada
yang dibunyikan bersamaan biasanya disebut akord.
f. Notasi
Notasi musik
merupakan penggambaran tertulis atas musik. Dalam notasi balok, tinggi nada
digambarkan secara vertikal sedangkan waktu digambarkan secara horizontal.
Musik adalah perpaduan keseimbangan antara unsur-unsur musik. Unsur-unsur musik
diantaranya suara, nada, ritme, melodi, harmoni dan notasi. Musik menjadi
bagian alami dari kehidupan. Contoh : dalam dekapan seorang ibu, anak mendengar
suara ibu melantunkan senandung yang akhirnya membuat lelap tidurnya.
2.2 Pengaruh Musik
Terhadap Kecerdasan
Berdasarkan
pengamatan pada sejumlah anak, para peneliti dari Universitas California
menyimpulkan bahwa belajar musik pada usia dini dapat meningkatkan kecerdasan
seperti kemampuan bernalar dan berpikir dalam jangka panjang. Hasil penelitian
ini begitu menarik perhatian sehingga buku The Mozart Effect karangan Don
Campbell (1997), begitu monumental . Menurut Ahli saraf dari Harvard
University, Mark Tramo, M.D., getaran musik yang masuk melalui telinga dapat
mempengaruhi kejiwaan, Ini terjadi karena didalam otak manusia, terdapat jutaan
neuron dari sirkuit secara unik menjadi aktif ketika kita mendengar musik.
Neuron-neuron ini menyebar ke berbagai daerah di otak, termasuk pusat auditori
di belahan kiri dan belahan kanan. Mulai dari sinilah kaitan antara musik dan
kecerdasan terjadi.
Penelitian bagaimana
pengaruh musik terhadap kecerdasan juga dilakukan oleh psikolog Fran Rauscher
dan Gordon Shaw dari University of California-Irvine, Amerika Serikat pada
tahun 1994. Hasil penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa erat kaitan
antara kemahiran bermusik dengan penguasaan level matematika yang tinggi, dan
keterampilan-keterampilan sains. Setelah delapan bulan, penelitian kedua pakar
ini menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan program pendidikan musik,
meningkat inteligensi spasialnya (kecerdasan ruang) sebesar 46% dibandingkan
dengan anak-anak yang tidak diekspos oleh musik.
Bukan hanya sekedar
kecerdasan spasial, musik juga meningkatkan kemampuan bahasa dan kosa kata anak
serta logika yang pada akhirnya si anak mampu mengorganisasi ide dan mampu
memecahkan masalah.
2.2.1 Pengaruh
Musik Terhadap Otak Manusia
Membuat musik secara
aktif berpengaruh pada perkembangan mental dan fisiologis otak. Kegiatan ini
membantu pembentukan jalur-jalur saraf yang berhubungan dalam otak dan dengan
cara mendorong terbentuknya hubungan antarsel otak. Membuat musik juga dapat
mempengaruhi beberapa wilayah otak. Sebagai contoh, saluran informasi utama
diantara kedua belahan bagian otak, yang dikenal corpus collossum, tumbuh lebih
besar sebagai hasil dari stimulasi musik. Hal ini menghasilkan hubungan yang
lebih efisien diantara kedua bagian otak, kemudian menghantarkan yang lebih
baik antara koordinasi belahan kiri dan kanan otak. Dengan demikian
terbentuklah proses mental dan fisik yang baik, termasuk didalamnya koordinasi
tangan dan kemampuan melakukan berbagai macam tugas.
a. Otak Manusia
Fungsi dan struktur
otak terkait dengan seluruh kegiatan yaitu kegiatan mental, berpikir, emosi dan
memori. Otak dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan
otak kiri. Kedua belahan itu terhubung oleh kabel-kabel saraf di bagian
bawahnya. Secara umum, belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan
belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh.
Otak besar dibagi
menjadi belahan kiri dan belahan kanan, atau yang lebih dikenal dengan Otak
Kiri dan Otak Kanan. Masing-masing belahan mempunyai fungsi yang berbeda. Otak
kiri berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan
menulis dan membaca, serta merupakan pusat matematika. Beberapa pakar
menyebutkan bahwa otak kiri merupakan pusat Intelligence Quotient (IQ).
Sementara itu otak
kanan berfungsi dalam perkembangan Emotional Quotient (EQ). Misalnya
sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta pengendalian
emosi. Pada otak kanan ini pula terletak kemampuan intuitif, kemampuan
merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari, melukis dan
segala jenis kegiatan kreatif lainnya.
Pengaruh Musik
Terhadap Otak
Hasil penelitian
Herry Chunagi (1996) Siegel (1999), yang didasarkan atas teori neuron (sel
kondiktor pada sistem saraf), menjelaskan bahwa neuron akan menjadi sirkuit
jika ada rangsangan musik, rangsangan yang berupa gerakan, elusan, suara
mengakibatkan neuron yang terpisah bertautan dan mengintegrasikan diri dalam
sirkuit otak. Semakin banyak rangsangan musik diberikan akan semakin kompleks
jalinan antarneuron itu. Itulah sebenarnya dasar adanya kemampuan matematika,
logika, bahasa, musik, dan emosi pada anak
Dr. Dee Joy Coulter
(1995) pendidik neuroscience dan penulis buku Early Childhood Connections: The
Journal of Music and Movement-Based Learning, mengklasifikasikan lagu-lagu,
gerakan dan permainan anak sebagai latihan untuk otak yang brilian, yang mengenalkan
anak pada pola bicara, keterampilan-keterampilan sensory motor, dan strategi
gerakan yang penting. Tak hanya perkembangan bahasa dan kosa kata anak
meningkat melalui permainan yang mengandung musik, namun juga logika dan
keterampilan-keterampilan beriramanya. Logika membuat anak nantinya mampu
mengorganisasi ide dan mampu memecahkan masalah. Karena berbagai manfaat yang
didapat dari musik, pendidikan prasekolah pun menggunakan musik sebagai bagian
dari proses pendidikan
Penelitian terhadap
musik ini awalnya dipublikasikan oleh The Chinese University Of Hong Kong.
Peneliti mengobservasi 90 anak berusia antara 6 dan 15 tahun. Sebagian anak
dari sekolah musik orkestra senar, dan sisanya tidak mengikuti latihan musik.
Penelitian lainnya dilakukan oleh University Of Toronto, dengan
mengikutsertakan 144 anak usia 6 tahun yang secara acak ditunjuk untukmengikuti
les piano, vokal, atau tidak mengikuti les sama sekali,selama setahun.
Hasil penelitian
mengemukakan, bahwa pelajaran instrumen musik dapat memicu kemampuan matematika
dan IQ secara keseluruhan. Hasilnya menunjukkan, anak-anak yang mengikuti
pelajaran musik, semakin baik perkembangan otaknya.
Sedangkan penelitian
di McMaster University dan Rotman Research Institute Toronto menyimpulkan,bahwa
pelajaran musik 4 bulan saja sudah dapat meningkatkan perkembangan otak.
Penelitian dilakukan dengan mengamati aktivitas neuronal anak-anak usia 4-6
tahun yang mengikuti pelajaran musik selama setahun.
Setelah dibandingkan,
otak anak-anak yang mengikuti musik selama setahun, lebih berkembang. Kemampuan
untuk mengingat suatu deretan angka juga lebih tajam dari pada kelompok anak
yang tidak mengikuti pelajaran musik. Dari sini terlihat bahwa musik mempunyai
andil dalam perkembangan otak anak-anak.
Usia yang ideal untuk
memulai pelajaran musik antara 3 – 6 tahun. Pada usia tersebut masa terbaik
perkembangan pendengaran. Selain itu, usia 8 – 9 tahun, otak kanan dan kiri
akan terhubung dan mengalami penebalan pada penghubung otak kanan dan kiri.
Apabila diberikan pendidikan musik sebelum usia 8tahun, maka dapat meningkatkan
kecerdasan anak. Hal ini telah banyak dibuktikan di negara-negara maju. Tak
heran apabila musik dipakai sebagai kurikulum wajib.
Semakin muda usia
mengecap pendidikan musik, maka semakin pintar anak mereka. Itulah stigma yang
ada pada orangtua. Dengan cara ini, biaya pendidikan anak bisa diperkcil dengan
hasil maksimal.
2.2.2. Pengaruh
Musik Terhadap Kecerdasan Kognitif
Kognitif merupakan
semua proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa
aktivitas mental seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan
masalah, menciptakan dan berfantasi.
Penelitian
menunjukkan bahwa musik dapat memberikan rangsangan-rangsangan yang kaya untuk
segala aspek perkembangan secara kognitif dan kecerdasan emosional (emotional
intelligent). Roger Sperry (1992) dalam Siegel (1999) penemu teori Neuron
mengatakan bahwa neuron baru akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik
sehingga neuron yang terpisah-pisah itu bertautan dan mengintegrasikan diri
dalam sirkuit otak, sehingga terjadi perpautan antara neuron otak kanan dan
otak kiri itu.
Mengacu pada
perkembangan kognitif dari Piaget (1969) dalam teori belajar yang didasari oleh
perkembangan motorik, maka salah satu yang penting yang perlu distimulasi
adalah keterampilan bergerak. Melalui keterampilan motorik anak mengenal
dunianya secara konkrit. Dengan bergerak ini juga meningkatkan kepekaan
sensori, dan dengan kepekaan sensori ini juga meningkatkan perkiraan yang tepat
terhadap ruang (spatial), arah dan waktu. Perkembangan dari struktur ini
merupakan dasar dari berfungsinya efisiensi pada area lain. Kesadaran anak akan
tempo dapat bertambah melalui aktivitas bergerak dan bermain yang menekankan
sinkronis, ritme dan urutan dari pergerakan. Kemampuan-kemampuan visual,
auditif dan sentuhan juga diperkuat melalui aktivitas gerak.
Gallahue, (1998)
mengatakan, kemampuan-kemampuan seperti ini makin dioptimalkan melalui stimulasi
dengan memperdengarkan musik klasik. Rithme, melodi, dan harmoni dari musik
klasik dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak.
Melalui musik klasik anak mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak dan
urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk kecakapan
dalam logika berpikir, matematika dan penyelesaian masalah.
Selain itu juga,
Gordon Shaw (1996) mengatakan kecakapan dalam bidang yakni matematika, logika,
bahasa, musik dan emosi bisa dilatih sejak kanak-kanak melalui musik. Dengan
melakukan penelitian membagi 2 kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas
eksperimen melalui pendidikan musik sehingga sirkuit pengatur kemampuan
matematika menguat.
Musik berhasil
merangsang pola pikir dan menjadi jembatan bagi pemikiran-pemikiran yang lebih
kompleks. Didukung pula oleh Martin Gardiner (1996) dalam Goleman (1995) dari
hasil penelitiannya mengatakan seni dan musik dapat membuat para siswa lebih
pintar, musik dapat membantu otak berfokus pada hal lain yang dipelajari. Jadi,
ada hubungan logis antara musik dan matematika, karena keduanya menyangkut
skala yang naik turun, yaitu ketukan dalam musik dan angka dalam matematika.
Daryono Sutoyo, Guru
Besar Biologi UNS Solo, melakukan penelitian (1981) tentang kontribusi musik
yaitu menstimulasi otak, mengatakan bahwa pendidikan kesenian penting diajarkan
mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) agar peserta didik sejak dini memperoleh
stimulasi yang seimbang antara belahan otak kiri dan belahan otak kanannya.
Bila mereka mampu menggunakan fungsi kedua belahan otaknya secara seimbang,
maka apabila mereka dewasa akan menjadi manusia yang berpikir logis dan
intutif, sekaligus cerdas, kreatif, jujur, dan tajam perasaannya.
Implementasi dari
penelitian tersebut, pendidikan kesenian sewaktu di SD mempengaruhi
keberhasilan studi pada pendidikan berikutnya yaitu di SMP, dan begitu juga
dengan pendidikan kesenian di SMP kan mempengaruhi keberhasilan studi pada masa
di SMA. Dan kesenian di SMA, mau tidak mau menjadii factor penentu dalam
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang baik.
2.2.3 Pengaruh
Musik Terhadap Kecerdasan Emosi
Sternberg dan Salovery (1997)
mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali emosi diri,
yang merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu
perasaan atau emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila
ia memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan
kemudian mengambil keputusan-keputusan secara mantap.
Masa kanak-kanak
adalah masa yang paling menakjubkan, semua dasar-dasar pertumbuhan berkembang
pada masa ini. Musik bagi anak dapat berperan sebagai wahana yang dapat
mengungkapkan pikiran dan perasaan. Dapat berwujud pernyataan atau pesan dan
memiliki daya yang dapat menggerakkan hati, berwawasan citarasa keindahan.
Musik melalui nyanyian dapat menyalurkan, mengendalikan, menimbulkan perasaan
tertentu seperti rasa senang, lucu, haru dan kagum. Hal ini sangat erat
berkaitan dengan perkembangan emosi, perkembangan psikomotorik anak juga dapat
berkembang melalui musik, misalnya pada saat anak senam.
Kemampuan anak dalam
mengungkapkan pikiran melalui nada, emosi (rasa) dan gerak dapat dikembangkan
melalui musik. Pada hakekatnya musik merupakan bahasa nada karena musik dapat
didengar, dikomunikasikan melalui nada. Musik juga merupakan bahasa emosi
karena dapat mengungkapkan perasaan tertentu seperti senang, lucu, haru atau
kagum. Melalui gerakan nyanyian/musik memiliki bahasa gerak, karena musik
memiliki birama (ketukan tetap dan teratur), irama (panjang pendek bunyi) dan
metodi (tinggi rendah nada). Menurut John M. Ortiz (2002: 149), musik dapat
menjadi stimulan yang sehat dan aman.
Menurut Siegel (1999)
ahli perkembangan otak, mengatakan bahwa musik dapat berperan dalam proses
pematangan hemisfer kanan otak, walaupun dapat berpengaruh ke hemisfer sebelah
kiri, oleh karena adanya cross-over dari kanan ke kiri dan sebaliknya yang
sangat kompleks dari jaras-jaras neuronal di otak.
Efek atau suasana
perasaan dan emosi baik persepsi, ekspresi, maupun kesadaran pengalaman
emosional, secara predominan diperantarai oleh hemisfer otak kanan. Artinya,
hemisfer ini memainkan peran besar dalam proses perkembangan emosi, yang sangat
penting bagi perkembangan sifat-sifat manusia yang manusiawi.
Kehalusan dan
kepekaan seseorang untuk dapat ikut merasakan perasaan orang lain, menghayati
pengalaman kehidupan dengan “perasaan”, adalah fungsi otak kanan, sedang
kemampuan mengerti perasaan orang lain, mengerti pengalaman dengan rasio adalah
fungsi otak kiri.
Kemampuan mengelola
emosi merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri
sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara
wajar. Misalnya seseorang yang sedang marah maka kemarahan itu tetap dapat
dikendalikan secara baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesali
di kemudian hari.
Kepekaan akan rasa
indah timbul melalui pengalaman yang dapat diperoleh dari menghayati musik.
Kepekaan adalah unsur yang penting guna mengerahkan kepribadian dan
meningkatkan kualitas hidup. Seseorang memiliki kepekaan yang tinggi atas
perasaan mereka maka ia akan dapat mengambil keputusan-keputusan secara mantap
dan membentuk kepribadian yang tangguh. Kemampuan motivasi adalah kemampuan
untuk memberikan semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik
dan bermanfaat. Dalam hal ini terkandung adanya unsur harapan dan optimisme
yang tinggi, sehingga memiliki kekuatan semangat untuk melakukan suatu
aktivitas tertentu, misalnya dalam hal belajar. Seperti apa yang kita
cita-citakan dapat diraih dan mengisyaratkan adanya suatu perjalanan yang harus
ditempuh dari suatu posisi di mana kita berada ke titik pencapaian kita dalam
kurun waktu tertentu.
Kemampuan membina
hubungan bersosialisasi sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi orang
lain. Evelyn Pitcer dalam Kartini (1982) mengatakan musik membantu remaja untuk
mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam pergaulan sosial dan
perkembangan terhadap emosional mereka.
Kecerdasan emosional
perlu dikembangkan karena hal inilah yang mendasari keterampilan seseorang di
tengah masyarakat kelak, sehingga akan membuat seluruh potensi anak dapat
berkembang secara lebih optimal.
Idealnya seseorang
dapat menguasai keterampilan kognitif sekaligus keterampilan sosial emosional.
Daniel Goleman (1995) melalui bukunya yang terkenal “Emotional Intelligences
(EQ)”, memberikan gambaran spectrum kecerdasan, dengan demikian anak akan cakap
dalam bidang masing-masing namun juga menjadi amat ahli. Sebagaimana dikatakan
oleh para ahli, perkembangan kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh
rangsangan musik seperti yang dikatakan Gordon Shaw (1996).
Proses mendengar
musik merupakan salah satu bentuk komunikasi afektif dan memberikan pengalaman
emosional. Emosi yang merupakan suatu pengalaman subjektif yang inherent
terdapat pada setiap manusia. Untuk dapat merasakan dan menghayati serta
mengevaluasi makna dari interaksi dengan lingkungan, ternyata dapat dirangsang
dan dioptimalkan perkembangannya melalui musik sejak masa dini.
Campbell 2001 dalam
bukunya efek Mozart mengatakan musik romantik (Schubert, Schuman, Chopin, dan
Tchaikovsky) dapat digunakan untuk meningkatkan kasih sayang dan simpati.
Musik digambarkan
sebagai salah satu “bentuk murni” ekspresi emosi. Musik mengandung berbagai
contour, spacing, variasi intensitas dan modulasi bunyi yang luas, sesuai
dengan komponen-komponen emosi manusia.
Musik Lingkungan
sangat berpengaruh terhadap pembentukan emosi anak. Salah satunya peran orang
tua di dalam keluarga akan membentuk “cetakan” emosi seorang anak yang akan
berpengaruh besar pada perilakunya sehari-hari. Gaya pengasuhan yang berbeda
pada setiap orang tua akan mempengaruhi kepribadian anak. Gaya pengasuhan yang
baik adalah orang tuayang pemurah – permisif. Gaya ini disebut pemurah dan
permisif karena orang tua yang tergolong demikian adalah orang tua yang
memberikan kebebasan kepada anak untuk bergerak, tidak terlalu banyak menuntut
atau melarang anak. Orang tua yang pemurah permisif adalah orang tua yang
hangat, suka merawat dan terlibat dengan anak, tetapi tidak mengontrol anak
walaupun tidak terlalu ketat. Belajar musik merupakan kegiatan yang positif
bagi anak. Kegiatan ini mampu mengasah kemampuan fisik, mental sekaligus
kepekaan emosi sesorang anak secara seimbang.
BAB III
KESIMPULAN
Musik merupakan hal yang sering kali
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari masyarakat awam hingga yang
sangat mendalami musik. Musik dapat dijadikan sarana untuk mengekspresikan
perasaaan dan pikiran. Selain itu, music memiliki jenis yang beragam, sehingga
banyak penikmat music yang memiliki ketertarikan dengan genre yang berbeda.
Musik juga dapat menunjang kreativitas dan
kecerdasan seseorang. Menurut berbagai sumber dan penelitian, anak yang pada
saat kecil sudah dikenalkan dengan musik, memiliki kecerdasan yang lebih dari
pada teman-teman sebayanya. Yang ditandai dengan lebih aktif dan lebih kreatif
diantara teman-temannya yang lain.
Oleh karena itu, music memiliki peranan
penting dalam pengembangan otak anak, sehingga anak menjadi lebih kreatif dan
lebih aktif di dalam masyarakatnya. Musik dapat merangsang otak agar lebih
responsive terhadap rangsangan yang datang.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.gelombangotak.com/Manfaat-Musik-Kecerdasan-Anak.htm